Rabu, 08 April 2015

Perjalanan Panjang Menuju Kesuksesan Seorang Anak Tukang Kayu

Hasil gambar untuk film jokowi

          Film Jokowi adalah sebuah film yang menggambarkan kisah perjalanan hidup seorang Jokowi. Film ini disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis, diproduksi oleh KK Dheeraj, dan diproduksi oleh K2K Pictures. Film ini dibintangi oleh Teuku Rifnu Wikana, Prisia Nasution, Ayu Dyah Pasha, Susilo Badar, Landung Simatupang dan Ratna Riantiarno.

Pada tahun 1961 di Surakarta, Notomiharjo (Susilo Badar) tergesa-gesa menaiki sepeda onthelnya,ia ingin menemui istrinya yang mau melahirkan. Sesaat kemudian anak itu lahir kemudian diberi nama Joko Widodo. Ayah Jokowi seorang tukang kayu. Ayah dan ibu Jokowi sempat diusir dari rumah karena tidak sanggup bayar kontrakan rumah. Akhirnya mereka ditolong oleh seorang warga bernama Suroso ia iba melihat mereka makan semangkuk soto berdua dengan istrinya sambil membawa bayi. Mereka tinggal di rumah milik Suroso sampai umur Jokowi 4 tahun. 

Peristiwa 30 September 1965 para penduduk di Surakarta, digiring ke jalan besar karena dituduh PKI termasuk Suroso yang menolong keluarga Jokowi. Akhirnya ayah Jokowi pun memutuskan untuk pergi dari tempat tinggalnya dan pada saat itu ia sudah punya dua anak. Pada tahun 1973  keluarga Jokowi tinggal di rumah kontrakan yang pemiliknya penganut agama Katolik. Jokowi selalu giat belajar mengaji sampai suatu ketika ada temannya yang melarikan diri dari tempat mengaji untuk bermain dan Jokowi melihat kejadian itu. Setelah pulang mengaji tiba-tiba di perjalanan Jokowi dihalangi oleh temannya yang membolos mengaji itu dan ia memberikan uang kepada Jokowi agar mau tutup mulut kalau mereka baru saja bolos mengaji. Namun Jokowi tidak mau alhasil ia dipukuli oleh temannya itu. Sangat disayangkan sekali saat Jokowi pulang kerumah ayahnya melihat Jokowi babak belur dan mengira bahwa Jokowi berkelahi dan ingin menjadi anak yang nakal. Ayahnya sangat marah dan ia memukuli dirinya sendiri dengan rotan di depan Jokowi, istrinya dan tiga adik perempuan Jokowi.

Suatu hari Jokowi mengajak ayahnya pergi memancing dan ayahnya sangat senang ternyata Jokowi pandai memancing. Ayahnya yang pada saat itu terus bekerja sebagai tukang kayu, usahanya semakin berkembang dari Jokowi masih dibangku dasar sampai ia masuk SMA, usaha ayahnya berjalan baik. Suatu hari saat Jokowi pulang sekolah ia tidak sengaja melewati sebuah rumah yang berisi para remaja yang sedang heboh menyanyikan lagu rock. Mulai saat itu Jokowi mulai menyukai aliran music rock, ia membeli kaset-kaset lagu rock setelah pulang sekolah. Namun kesukaanya pada lagu rock ini disalah artikan oleh ibunya, ibunya berpikir bahwa  Jokowi akan menjadi orang yang tidak benar. Setelah lulus dari SMA Jokowi kuliah di Yogyakarta tahun 1980 ia kuliah dengan giat. Ia tak lupa pulang ke Surakarta untuk menemui keluarga, saat Jokowi pulang ternyata ada seorang perempuan yang bertamu ke rumah dan perempuan itu adalah Iriana teman adik perempuannya. Jokowi pun menyukai Iriana ia berjuang untuk mendapatkan hati Iriana. Walaupun banyak pria yang menyukai namun Jokowi tidak pantang menyerah dan ternyata Iriana juga menyukai Jokowi ia mengakui perasaan nya ketika Jokowi main ke rumahnya. Orangtua Iriana pun menyetejui hubungan mereka. Akhirnya mereka pun menikah.

Pada tahun 1985 Jokowi lulus dari Universitas Gadjah Mada dengan gelar Insyinyur kehutanan, ia juga sudah memiliki seorang anak. Jokowi juga punya usaha kayu yang bernama Rakabu. Usahanya sangat berkembang namun seiring kesuksesannya ada duka yang menyelimuti tidak lama Iriana mengabarkan bahwa mbah Jokowi meninggal. Tidak lama Jokowi juga mendapat telepon yang mengambarkan bahwa ayahnya meninggal dunia.Kemudian tahun 2012 di Surakarta para penjual dagang di pasar melihat pelantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta melalui televisi.

Perbedaan film Jokowi dan film Soekarno yaitu film Jokowi lebih menonjolkan sosok Jokowi yang murah hati dan lemah lembut kalau film Soekarno menonjolkan sosok Soekarno yang tegas dan berwibawa.

Kelebihan dari film Jokowi yaitu  beberapa bagian yang boleh mendapat apresiasi. Gambaran kejamnya polisi pamong praja menggusur pasar dan penjual dengan kasar, juga tegangnya penggusuran rumah penduduk, iringan musik yang terlampau melankolis di beberapa bagian, namun terkadang membantu membangun suasana film yang mengharukan. Ada pula adegan dimana ketika Joko kecil dimarahi ayahnya, sebagai gantinya Pak Notomihardjo malah memukuli dirinya sendiri karena menganggap diri tak becus mengurus anak. Lalu ketika Joko membeli koleksi kaset musik rock dengan tetap menyisihkan uang untuk pengemis, juga cukup menyentuh.

         Kekurangan dari film Jokowi yaitu  momen-momen penting seorang Jokowi banyak yang tidak digambarkan sebagaimana mestinya.

Film ini mempunyai kisah yang sangat menakjubkan, cocok untuk kalangan remaja dan dewasa.Film ini mengajarkan bahwa dalam hidup ini dibutuhkan sebuah kerja keras dan semangat yang tinggi. Membuat film ini sangat menginspirasi anak muda untuk berkreasi lebih inovatif dan tidak pantang menyerah.

TERIMAKASIH...

Senin, 02 Maret 2015

Adat Minang yang Membuat Cinta Tidak Bersatu






Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sebuah film romantis yang diangkat dari novel  Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan nama Hamka. Film ini disutradarai dan diproduseri oleh Sunil Soraya, dan diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Film ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang mampu menghalangi cinta antara Hayati (Pevita Pearce) dengan Zainuddin (Herjunot Ali).
Dikisahkan tahun 1930 dari Makasar, Zainuddin pergi ke tanah kelahiran ayahnya di Batipuh, Padang Panjang untuk belajar agama. Di Batipuh, Zainuddin tinggal dengan Makcik Jamilah (Jajang.C.Noer). Ketika ia sedang bekeliling desa Batipuh, ia melihat Hayati dan terpesona akan kecantikkannya. Setelah pertemuan itu mereka saling jatuh cinta. Namun ternyata hubungan mereka diketahui oleh para tetua suku. Para tetua suku menentang hubungan mereka, karena Zinuddin tidak pantas dengan Hayati sebab Zainuddin bukanlah seorang yang berdarah Minang. Pada akhirnya para tetua suku memutuskan agar Zainuddin pergi dari Batipuh agar tidak berhubungan lagi dengan Hayati. Sebelum meninggalkan Batipuh, Zainuddin dan Hayati mengucapkan janji setia di sebuah danau tempat Zainuddin biasa menulis.

Setelah pergi dari desa Batipuh, Zainuddin pergi ke kota Padang Panjang dan tinggal bersama Muluk (Randy Nidji) dan ibunya Muluk (Arzetti Bilbani).Suatu ketika Zainuddin mendengar berita bahwa Hayati telah dipersunting oleh Aziz (Reza Rahardian) seorang anak kaya raya yang berdarah Minang. Zainuddin pun terpuruk dan kecewa kepada Hayati dan Zainuddin pun mengatakan bahwa pernikahan Hayati dan Aziz hanyalah "Pernikahan Harta". Setelah itu Zainuddin jatuh sakit karena berita pernikahan Hayati dan Aziz. Muluk pun menasihati Zainuddin untuk terus melangkah maju dan akhirnya mereka berdua pergi merantau ke tanah Jawa. Zainuddin bekerja dengan memanfaatkan tulisan-tulisan yang telah ia buat. Zainuddin mengumpulkan semua tulisannya dan mengirimkannya ke surat kabar di tanah Batavia (Jakarta). Karya tulisnya sangat dinikmati oleh seluruh masyarakat tanah air. Setelah itu, Zainuddin menulis buku berjudul "TEROESIR" dan buku keduanya berjudul "Kemana Aku Akan Pulang". Dari kedua buku inilah bisa membawa Zainuddin menjadi pemimpin surat kabar di Surabaya.

 Lalu di Surabaya ia mengadakan Opera Sumatera yang mengundang semua anak rantauan dari Minang. Banyak sekali yang menonton Opera tersebut, tidak disangka Zainuddin bertemu dengan Hayati dan Aziz. Aziz dengan liciknya mengajak Zainuddin berbincang dengan tujuan agar Zainuddin mau meminjamkan uang kepada Aziz, sebab perusahaan Aziz telah bangkrut . Zainuddin pun meminjamkan dengan sepenuh hati, namun uang yang dipinjamkan masih belum cukup untuk melunasi hutang Aziz. Aziz dan Hayati diusir dari kontrakannya, dan menumpang tinggal di rumah Zainuddin. Kemudian suatu hari Aziz pamit kepada Hayati dan Zainuddin untuk pergi mencari pekerjaan. Namun dalam beberapa minggu kemudian Aziz ditemukan meninggal bunuh diri. Kini Hayati adalah seorang janda. Zainuddin pun meminta Hayati untuk pulang ke Batipuh karena ia tidak mau masa lalunya terulang kembali. Awalnya Hayati menolak, namun akhirnya Hayati menyetujui untuk pulang ke Batipuh karena Hayati merasa memang sudah tidak ada cinta lagi untuknya.

Muluk pun mengantar Hayati ke Pelabuhan Tanjung Perak, 20 Oktober 1936. Kapal pun mulai berlayar, tidak disangka tiba-tiba saat perjalanan, kapal mulai kehilangan keseimbangan dan perlahan tenggelam. Kemudian Zainuddin melihat berita di koran bahwa kapal Van Der Wijck tenggelam, ia panik dan segera pergi ke Rumah Sakit. Muluk dan Zainuddin mencari Hayati di Rumah Sakit, setelah mencari-cari akhirnya Muluk menemukan Hayati. Zainuddin ketika melihat Hayati terbaring lemas langsung memeluknya dengan eratdan mengungkapkan bahwa ia masih mencintai Hayati. Kondisi Hayati semakin parah, ia sudah tidak kuat lagi, ia pun meminta Zainuddin mengucapkan 2kalimat syahadat di dekat telinganya dan ucapan terakhir Hayati adalah ia juga selalu mencintai Zainuddin sampai dia menutup mata.

Perbedaan Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Film Di Bawah Lindungan Ka'bah yaitu film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck lebih menonjolkan unsur adat dan budaya sedangakan ilm Di Bawah Lindungan Ka'bah lebih menonjolkan usur religi.

Kelebihan film ini yaitu untuk pembuatan film ini Hamka memesan replika kapal Van Der Wijck dari Belanda, bisa menampilkan efek tenggelamnya kapal tanpa menggunakan animasi, properti yang unik dibuat menyerupai tahun 30-an,proses rekaman lagu film ini memasukkan pop Britania dengan unsur musik gregorian yang sebenarnya sulit disatukan, penonton mencapai seratus ribu lebih di seluruh Indonesia, pemilihan aktor/aktris sangat di pertimbangkan Hamka dan dialog antar tokoh yang menggunakan bahasa daerah sangat diperankan dengan baik.

Namun selain itu adegan tenggelamnya kapal dituding mengikuti adegan tenggelamnya kapal Titanic dan sejumlah masyarakat Minang memprotes poster film yang menurut mereka tidak sesuai dengan adat dan budaya Minang yang sangat menjunjung tinggi ajaran Islam, seharusnya Pevita dalam poster itu tidak memakai baju yang terbuka.

Film ini mempunyai kisah yang sangat menakjubkan, cocok untuk kalangan remaja dan dewasa. Kekuatan adat dan kebudayaan di daerah Minang sangat kuat, sampai cinta sepasang anak muda pun tidak bisa bersatu. Namun pada akhirnya mereka bisa saling mengungkapkan cinta yang ada di hati mereka yang selama ini terpendam, walaupun nyatanya cinta mereka tidak bisa disatukan dalam ikatan pernikahan karena pemeran utamanya meninggal dunia.

TERIMA KASIH ...