Film Jokowi adalah sebuah film yang menggambarkan
kisah perjalanan hidup seorang Jokowi. Film ini disutradarai oleh Azhar Kinoi
Lubis, diproduksi oleh KK Dheeraj, dan diproduksi oleh K2K Pictures. Film ini
dibintangi oleh Teuku Rifnu Wikana, Prisia Nasution, Ayu Dyah Pasha, Susilo
Badar, Landung Simatupang dan Ratna Riantiarno.
Pada tahun 1961 di
Surakarta, Notomiharjo (Susilo Badar) tergesa-gesa
menaiki sepeda onthelnya,ia ingin menemui istrinya yang mau melahirkan. Sesaat kemudian anak itu lahir kemudian diberi
nama Joko Widodo. Ayah Jokowi seorang tukang kayu. Ayah dan ibu Jokowi sempat
diusir dari rumah karena tidak sanggup bayar kontrakan rumah. Akhirnya mereka
ditolong oleh seorang warga bernama Suroso ia iba melihat mereka makan
semangkuk soto berdua dengan istrinya sambil membawa bayi. Mereka tinggal di rumah milik Suroso sampai umur
Jokowi 4 tahun.
Peristiwa 30 September 1965 para penduduk
di Surakarta, digiring ke jalan besar karena dituduh PKI termasuk Suroso yang
menolong keluarga Jokowi. Akhirnya ayah Jokowi pun memutuskan untuk pergi dari
tempat tinggalnya dan pada saat itu ia sudah punya dua anak. Pada tahun 1973 keluarga Jokowi tinggal di rumah
kontrakan yang pemiliknya penganut agama
Katolik. Jokowi selalu giat belajar mengaji sampai suatu ketika ada temannya
yang melarikan diri dari tempat mengaji untuk bermain dan Jokowi melihat
kejadian itu. Setelah pulang mengaji tiba-tiba di perjalanan Jokowi dihalangi
oleh temannya yang membolos mengaji itu dan ia memberikan uang kepada Jokowi
agar mau tutup mulut kalau mereka baru saja bolos mengaji. Namun Jokowi tidak
mau alhasil ia dipukuli oleh temannya itu. Sangat disayangkan sekali saat
Jokowi pulang kerumah ayahnya melihat Jokowi babak belur dan mengira bahwa
Jokowi berkelahi dan ingin menjadi anak yang nakal. Ayahnya sangat marah dan ia
memukuli dirinya sendiri dengan rotan di depan Jokowi, istrinya dan tiga adik
perempuan Jokowi.
Suatu hari Jokowi mengajak ayahnya pergi
memancing dan ayahnya sangat senang ternyata Jokowi pandai memancing. Ayahnya
yang pada saat itu terus bekerja sebagai tukang kayu, usahanya semakin
berkembang dari Jokowi masih dibangku dasar sampai ia masuk SMA, usaha ayahnya
berjalan baik. Suatu hari saat Jokowi pulang sekolah ia tidak sengaja melewati
sebuah rumah yang berisi para remaja yang sedang heboh menyanyikan lagu rock.
Mulai saat itu Jokowi mulai menyukai aliran music rock, ia membeli kaset-kaset
lagu rock setelah pulang sekolah. Namun kesukaanya pada lagu rock ini disalah
artikan oleh ibunya, ibunya berpikir bahwa Jokowi akan menjadi orang yang tidak benar.
Setelah lulus dari SMA Jokowi kuliah di Yogyakarta tahun 1980 ia kuliah dengan
giat. Ia tak lupa pulang ke Surakarta untuk menemui keluarga, saat Jokowi
pulang ternyata ada seorang perempuan yang bertamu ke rumah dan perempuan itu
adalah Iriana teman adik perempuannya. Jokowi pun menyukai Iriana ia berjuang
untuk mendapatkan hati Iriana. Walaupun banyak pria yang menyukai namun Jokowi
tidak pantang menyerah dan ternyata Iriana juga menyukai Jokowi ia mengakui
perasaan nya ketika Jokowi main ke rumahnya. Orangtua Iriana pun menyetejui
hubungan mereka. Akhirnya mereka pun menikah.
Pada tahun 1985 Jokowi lulus dari
Universitas Gadjah Mada dengan gelar Insyinyur kehutanan, ia juga sudah
memiliki seorang anak. Jokowi juga punya usaha kayu yang bernama Rakabu.
Usahanya sangat berkembang namun seiring kesuksesannya ada duka yang
menyelimuti tidak lama Iriana mengabarkan bahwa mbah Jokowi meninggal. Tidak
lama Jokowi juga mendapat telepon yang mengambarkan bahwa ayahnya meninggal
dunia.Kemudian tahun 2012 di Surakarta para penjual dagang di pasar melihat
pelantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta melalui televisi.
Perbedaan film Jokowi dan film Soekarno
yaitu film Jokowi lebih menonjolkan sosok Jokowi yang murah hati dan lemah
lembut kalau film Soekarno menonjolkan sosok Soekarno yang tegas dan berwibawa.
Kelebihan dari film Jokowi yaitu beberapa bagian yang boleh mendapat apresiasi. Gambaran kejamnya polisi pamong praja
menggusur pasar dan penjual dengan kasar, juga tegangnya penggusuran rumah
penduduk, iringan musik yang terlampau melankolis di beberapa
bagian, namun terkadang membantu membangun suasana film yang mengharukan. Ada
pula adegan dimana ketika Joko kecil dimarahi ayahnya, sebagai gantinya Pak
Notomihardjo malah memukuli dirinya sendiri karena menganggap diri tak becus
mengurus anak. Lalu ketika Joko membeli koleksi kaset musik rock dengan tetap
menyisihkan uang untuk pengemis, juga cukup menyentuh.
Kekurangan dari film Jokowi yaitu momen-momen penting seorang Jokowi banyak yang tidak digambarkan sebagaimana mestinya.
Kekurangan dari film Jokowi yaitu momen-momen penting seorang Jokowi banyak yang tidak digambarkan sebagaimana mestinya.
Film ini mempunyai kisah yang sangat
menakjubkan, cocok untuk kalangan remaja dan dewasa.Film ini mengajarkan bahwa
dalam hidup ini dibutuhkan sebuah kerja keras dan semangat yang tinggi. Membuat
film ini sangat menginspirasi anak muda untuk berkreasi lebih inovatif dan
tidak pantang menyerah.
TERIMAKASIH...